Tarakan, Kalpress — “Jangan Jadi Anak Muda Palsu” Itulah ungkapan selebram terkenal asal kota Daeng Tumming dan Abu.
Tapi kali ini kita fokus ke bumi Benuanta (Julukan lain Kaltara).
Satu lagi muncul penulis muda di Kalimantan Utara. Sebagai provinsi muda di Indonesia, Kaltara memiliki segudang pemuda aktif dan kreatif di bidang literaai.
Buku konspirasi dari secangkir kopi, hadir menuangkan ide gagasan serta pandangan dalam sebuah novel. Novel ini pula merupakan terbitan rumah kita di tahun 2020 lalu.
Irfan Ramadhan itulah nama mahasiswa yang juga penulis muda asal kota Tarakan ini. Buku yang terbit ditengah wabah corona, menjadikan dirinya penulis muda yang patut diapresiasi.
“Sekali duduk dalam artian ketika sudah menyentuh kursi tuangkan ide/gagagasan liar yang ada di konsep, disitulah jari jemari tidak akan pernah berhenti mengetik, Membaca, Yah memang penting, seorang pemula tentunya bisa mengambil referensi salah satunya memperbanyak diksi.” Ujarnya saat dihubungi kalpress.com (20/02/2021)
Tidak mudah bagi seseorang untuk menjadi penulis mungkin ada beberapa hal memang yang perlu dilakukan agar tidak putus dalam perjalanan menulis ataupun menyelesaikan naskah.
“Berhenti sejenak ini berfungsi ketika penulis pemula mengalami writesblok (kebuntuhan berpikir) hal ini yang membuat penulis terkadang malas menulis akibat tidak bisa melanjutkan alur cerita naskah.” Sambungnya.
Tidak sekadar menulis, tetapi dalam isi buku juga ada pesan moral tersendiri bagi pembaca, apalagi sebagian penulis juga memiliki ketakutan tersendiri dalam hal menulis.
“Pesan moral untuk buku saya sendiri itu, buku yang baik ialah ketika makna dalam tulisan itu tersampaikan dengan jelas, dan masuk ke dalam hati pendengarnya lalu terpikat pada penyairnya.”
“Pula juga saya memiliki ketakutan untuk menjadi penulis ketika tulisan terlihat kotor ketika pembaca membaca buku saya sehingga membuat saya tidak bisa melanjutkan dalam dunia kepenulisan” pungkas irfan. (AN23/RMA)
