Gelar Rembuk Pangan Pesisir, KNTI Kaltara Harapkan ada Regulasi Mensejahterakan Nelayan Kecil

Tarakan, KALPRESS.ID – Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kaltara melaksanakan Rembuk Pangan Pesisir di Kampung Nelayan Sungai Malondong, Kelurahan Lingkas Ujung, Kota Tarakan, pada Sabtu (7/12/2024).

Kegiatan yang dilakukan serentak secara nasional ini bertujuan untuk mendukung program Presiden dan Wakil Presiden Indonesia Terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka terkait upaya mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan.

Ketua KNTI Kaltara, Rustan menuturkan nelayan memiliki penting dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional terutama dari sektor perikanan. Hanya saja, masih banyak nelayan belum mendapat hak-hak dasarnya.

Rustan tak ingin nelayan hanya diminta untuk menyediakan pangan, namun kebutuhan ekonominya tidak terpenuhi.

Selama ini, kata dia, nelayan mengalami berbagai masalah dalam aktivitas mencari hasil laut. Hal ini berkaitan dengan keterbatasan armada dan cuaca ektrem.

Lanjut dijelaskannya, berdasarkan data KNTI, 85 persen nelayan di Kaltara menggunakan kapal perikanan berukuran di bawah 5 gross ton (GT). Artinya mereka termasuk dalam kategori nelayan kecil. Selain itu, 90 persen nelayan di Kaltara menggantungkan hasil dari tangkapan.

“Jadi misalnya kalau tidak dapat ikan dari laut pasti bermasalah soal pangannya atau makanannya. Apalagi kalau cuaca ektrem otomatis tangkapan menurun,” ujarnya.

Dari sisi regulasi, pemerintah juga perlu memperhatikan nelayan. Menurutnya, pemerintah perlu menerapkan regulasi yang menguntungkan bagi nelayan tangkap.

“Kalau misalnya penerapan peraturan pemerintah yang baru terkait penangkapan ikan terukur ini sama saja membatasi hak kita untuk menikmati potensi kelautan,” katanya.

Oleh karena itu, melalui kegiatan ini, Rustan berharap pemerintah dapat mengambil kebijakan terkait ketahanan pangan dengan tetap memperhatikan hak-hak dasar nelayan.

“Nelayan ini tercatat sebagai penyedia pangan, tetapi faktanya masih banyak anak-anak kita terkontaminasi penyakit stunting. Hal ini lah yang membuat kita bagaimana Nelayan juga mendapatkan pangan secara adil dan merata,”

Adapun narasumber yang hadir dalam acara rembuk pangan pesisir tersebut antara lain, Sekretaris Daerah Tarakan, Dinas Perikanan Provinsi Kaltarn, Akademisi UBT atau Dekan Perikanan, Dr. Rukisah Saleh. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *