Bunyu, Kalpress – Belum lama ini, Presiden Joko Widodo meminta agar strategi intervensi yang berbasis lokal diterapkan dalam menangani pandemi COVID-19 di Indonesia.
Menurut Presiden, strategi yang dimulai dari tingkat RT, RW dan desa ini lebih efektif daripada melakukan karantina atau isolasi di tingkat kabupaten atau kota.
Ternyata, Pemerintah Kabupaten Malinau di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) sudah lebih dulu menjalankan sejenis program tersebut selama beberapa bulan terakhir di 368 RT dari 109 desa yang ada di Bumi Intimung.
Alhasil, program yang dinamakan Isolasi Parsial Mandiri dari tingkat desa, RT sampai pada rumah tangga ini berhasil menyematkan Malinau sempat terbebas dari pasien positif corona atau COVID-19.
Buktinya, dari 135 kasus terkonfirmasi positif corona di Malinau, hingga data hari ini, Minggu (04/10/2020), tersisa 2 orang. Artinya 133 orang telah dinyatakan sembuh dari corona.
Hal ini diungkapkan calon Wakil Gubernur Kaltara Yansen TP saat mengunjungi Posko Satgas COVID-19 Kecamatan Bunyu Kabupaten Bulungan sebelum mengakhiri kampanye perdananya, kemarin.
“Perintah saya bukan lagi kepada kepala dinas, sekretaris daerah maupun camat, tapi langsung ke RT. Karena mereka yang menjalankan kewenangan-kewenangan langsung kepada aktivitas orang. Jadi kita tekankan Isolasi Parsial Mandiri dari desa ke RT, bahkan sampai ke rumah tangga,” jelas Wakil Zainal Arifin Paliwang pada Pilgub Kaltara 9 Desember 2020 ini.
Politisi Partai Demokrat ini mengaku, mensyukuri Presiden Jokowi telah menemukan cara yang cukup ampuh dan sudah dilakukan oleh Pemkab Malinau. Harapannya, program tersebut terus dilakukan guna mencegah penyebaran virus corona yang belum ditemukan obatnya sejauh ini.
Lantas seperti apa program tersebut dijalankan di Malinau? Dia menerangkan, setiap ketua RT di semua desa yang ada memiliki tanggungjawab penuh terhadap warga dan wilayahnya. Termasuk kepada warga dan pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 di daerah tersebut.
“Masyarakat di Pulau Sapi Kecamatan Mentarang misalnya, walaupun mereka hidup di antara orang-orang yang positif corona, tapi mereka tidak mengucilkannya, justru memberikan motivasi, semangat dan dukungan penuh. Ini penting bagi keteladanan kita semua,” ucapnya
Kontestan nomor urut 3 ini mengatakan, selama ini pasien positif Covid-19 di Malinau tidak semuanya dirawat di rumah sakit, tetapi juga ada yang dirawat di rumahnya yang senantiasa dirawat oleh tim medis. “Apa yang dilakukan di Pulau Sapi itu sama dengan desa lain. Cuma bedanya di desa lain tidak ada pasien Covid-19, tapi di Pulau Sapi ada,” ungkapnya.
Saat dirawat di rumahnya di desa tersebut, keluarga pasien diungsikan ke tempat lain. Artinya hanya meninggalkan seorang pasien yang rutin dipantau oleh tim medis setiap saat. Bahkan, pasien juga dipantau oleh tenaga psikolog guna mengetahui keluhan dan perkembangan kondisi kesehatannya.
“Kita bersyukur masyarakat di antara pasien itu tidak mengucilkannya, malah memberikan support. Kita juga menyediakan toa besar untuk memutar lagu-lagu menggembirakan untuk memberikan semangat kepada pasien, toa seperti yang ada di masjid-masjid itu, biasanya diputar setiap pagi,” katanya.
“Terus terang karena saya tidak boleh masuk ke desa itu, maka setiap hari saya juga mengirimkan video-video semangat kepada pasien, seperti apa yang harus dilakukan dan bagaimana menghadapinya, jadi harus diberi spirit biar cepat sembuh,” tambah Bupati Malinau dua periode ini.
Sebelum memberlakukan Isolasi Parsial Mandiri di Malinau di setiap desa dan RT, Yansen mengatakan Pemkab Malinau terlebih dahulu mempelajari kondisi warga di wilayah tersebut.
Diantaranya mengenai ketersediaan kebutuhan pokok atau sembako warga. Setelahnya, Pemkab Malinau mendistribusikan bantuan sembako di desa atau RT tersebut sebelum menerapkan Isolasi Mandiri Parsial dengan menutup keluar masuk orang, termasuk bupati sekalipun.
“Program pembangunan kita memang berbasiskan dan berkonsep RT, jadi perlu ada pendekatan dulu sebelum Isolasi Parsial Mandiri itu diberlakukan. Nah, setelah kita mendapatkan pernyataan bahwa di daerah itu cukup bagus, baru kita dorong untuk didistribusikan sembako ke sana,” terangnya.
“Artinya kalau kita mengizinkan mereka diisolasi, ya kita harus meyakini dulu bahwa di daerah itu, ketersediaan pangannya cukup,” cetus Yansen menambahkan.
Isolasi Parsial Mandiri di Pulau Sapi, lanjut dia, telah mendapat apresiasi dari Kapolda Kaltara dan Danrem Maharajalila saat merealisasikan program Kampung Trengginas beberapa waktu lalu. Bahkan, Kapolda menilai, Pulau Sapi merupakan desa terbaik di Kaltara dalam menjalankan Kampung Trengginas lantaran telah melakukan penanganan di semua segmen.
“Kami tidak menggunakan istilah the new normal (tatanan kehidupan baru), tapi kami namakan Pola Hidup Sehat, Aman dan Produktif. Pola ini berlaku dijalankan di semua bidang, baik itu pendidikan, transportasi, ekonomi, dan seterusnya sesuai SOPnya masing-masing. Saat ini yang terus kami sosialisasikan secara total adalah di bidang pendidikan,” bebernya.
Menurutnya, virus corona selalu ada di tengah-tengah kita sama halnya dengan virus lainnya. Namun, jika virus lainnya ada obatnya, tapi tidak demikian dengan COVID-19.
“Tapi ada cara untuk menghadapinya, seperti pakai masker, pola hidup bersih dan sehat, dan lainnya. Makanya kami beri nama Pola Hidup Sehat Aman dan Produktif. Jadi ada SOP-nya,” urainya
“Mengenai kasus konfirmasi positif, sebenarnya Malinau sudah zero, tapi ada karyawan perusahaan baru pulang dari Makassar dan dinyatakan terjangkit COVID-19, sehingga kembali tercatat ada pasien positif di Malinau, dan satu lagi mahasiswa yang menderita sakit tapi mengarah ke COVID-19,” tutup Yansen. (BN/RMA)