Tarakan, Kalpress – Menjelang semakin dekatnya kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) disambut baik oleh seluruh masyarakat. Meski momentum pilkada berlangsung di tengah pandemi covid-19, namun hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perputaran rupiah di sebuah wilayah. Hal itulah yang diungkapkan pengamat Ekonomi Dr. Margiyono S E, M.Si.
Ia menjelaskan, di saat Kaltara dan provinsi lainnya di Indonesia mengalami keterpukulan ekonomi akibat pandemi covid-19. Namun, menurutnya pada momentum inilah masyarakat dapat meningkatkan konsumsi melalui pemenuhan operasional keperluan Pilkada.
“Yang pasti bahwa saat ini kondisi Kaltara mengalami overcut kanan dan kiri yaitu pertama adalah covid-19 akhinya terjadi stagnasi ekonomi. Dampak yang lain lagi adalah, hampir semester pertama menjelang semester 2 tahun 2020 harga minyak dunia mengalami penurunan. Menurunnya minyak dunia, akan berpengaruh pada menurunnya produk subtitusi batu bara,” ujarnya, Sabtu (05/09/2020).
“Dengan adanya Pilkada, ini juga merupakan salah satu suplemen terhadap pembangunan ekonomi. Tetapi suplemen itu adalah sifatnya hanya lebih kepada konsumtif. Misalnya katakanlah belanja dari kandidat untuk operasional kampanye, belanja untuk bantuan kepada pendukung,” sambungnya.
Hal itu dikarenakan operasional Pilkada yang membutuhkan macam-macam konsumsi baik jasa, retail maupun kuliner. Sehingga tentu hal tersebut menimbulkan angin segar bagi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).
“Yang kedua untuk mengumpulkan masa untuk koordinasi untuk komunikasi pasti kan dia menggunakan fasilitas katakanlah hotel, caffe, restaurant atau warung kopi. Ini akan mengerahkan industri UMKM yang menunjang pertumbuhan itu tadi,” tukasnya.
Dijelaskannya, meski demikian hal tersebut hanya bersifat tidak lama. Sehingga dalam momentum saat seharusnya seluruh lapisan masyarakat dapat bekerjasama dalam menggunakan produk dan tenaga SDM lokal. Hal tersebut dimaksudkan agar perputaran rupiah tidak mengalami kebocoran ke luar Kaltara.
“Tetapi, ini sekali lagi sifatnya hanya konsumtif dan tidak produktif. Menurut saya yang harus digarisbawahi yang lebih penting dari itu adalah para kandidat atau tim pemenang bahkan KPU sekaligus. Itu menurut saya adalah, kalau ini yang pertama mengenai belanja tim sukses, atau masing-masing pasangan. Membelanjakan kebutuhan operasionalnya untuk UMKM lokal,” terangnya.
Menurutnya, hal itu dapat dilakukan melalui hal terkecil misalnya menggunakan jasa sablon pengrajin lokal, serta dapat menghabiskan rutinitas pertemuan di dalam wilayah Kaltara saja.
“Misalnya dia membeli kaos, mencetak benner, baliho, surat suara, itu jangan jauh-jauh lah ke sana. Cukup di Kaltara saja. Karena momentum ini paling pas supaya bagaimana memberdayakan UMKM lokal. Jadi kalau mencetaknya di luar daerah, maka uang yang bermilyaran itu akan yang menikmati hanya orang lain. Kita hanya penonton saja dalam perputaran ekonomi,” tutupnya. (KT/RMA)