Mahasiswa Perbatasan Sepakat, Jaga dan Kawal Pembangunan Perbatasan di Kaltara.

Tarakan, Kalpress – Menyikapi berbagai macam isu perbatasan yang terjadi saat ini, sejumlah perwakilan mahasiswa perbatasan Kalimantan Utara melakukan diskusi “Optimalisasi Peran Pemuda dalam Menjaga Perbatasan” serta pernyataan sikap, senin malam (28/12/2020) di salah satu Cafe di Kota Tarakan.

Dalam diskusi tersebut, menghasilkan berbagai rekomendasi kepada pemerintah pusat dan daerah, guna mempercepat pembangunan di wilayah perbatasan Kalimantan Utara.

Bacaan Lainnya

“Kita di Sebatik, daerah yang bersebelahan langsung dengan Malaysia sangat merasakan langsung perbedaan jauh ketimpangan antara wilayah perbatasan Negara tetangga dan kita (Indonesia)”, jelas Rahimah Mahasiswi Asal Sebatik.

Fasilitas umum, jalur transportasi, serta SDM, lanjut Rahimah, perlu menjadi perhatian pemerintah daerah dan pusat untuk mewujudkan wajah perbatasan yang lebih baik dan maju.

Hal senada, juga disampaikan ketua LMND Kota Tarakan  Mohammad Aswan kepada Kalpress.com, menyikapi pertumbuhan ekonomi nasional sejalan dengan kebijakan dibukanya keran investasi seluas-luasnya, pemerintah diharapkan mampu menjadi fasilitator untuk SDM-SDM lokal agar mampu bersaing dan tidak menjadi budak di negara sendiri.

“Kedaulatan kita harus terus tegak di perbatasan, investasi yang dibuka seluas-luasnya haruslah milik bangsa Indonesia, milik masyarakat perbatasan yang harus merasakan dampak penguatan ekonominya,” Tegas Aswan.

Selain itu, Kebutuhan-kebutuhan pokok masyarakat Sebatik bukanlah selalu dari Indonesia, melainkan dari Malaysia “saya merekomendasikan adanya aturan khusus sama kayak di Batam, ada BOB (Badan Otoritas Batam) kalau di sebatik (BOS) Badan Otoritas Sebatik, agar cukai kita bisa diringankan”, tambah Aswan.

Mengenai Nasionalisme, Perwakilan Mahasiswa Malinau sekaligus Koordinator BEM Se kalimantan Yohanis Jawa mengungkapkan, negara atau pemerintah jangan sekali-kali meragukan nasionalisme masyarakat yang ada di perbatasan Indonesia.

“Karena kalau orang perbatasan lebih pilih Malaysia, sudah habis masyarakat Indonesia di perbatasan itu, karena pindah kewarganegaraan. Tapi, kenyataan tidak. Mereka hanya menginginkan bisa lebih diperhatikan dengan pemerataan pembangunan, fasilitas yang memadai agar siap bersaing, bangunkan saja fasilitas yang mereka minta memang harus ada, jangan tunda-tunda lagi”, sambungnya.

Sementara itu, menanggapi persatuan dan kesatuan di Perbatasan, Ketua PC PMII Sakti Abi Mayu menegaskan, guna menwujudkan pemerataan pembangunan, mahasiswa siap mendorong pemekaran daerah otonomi baru (spesial region) guna penguatan persatuan dan kesatuan dalam kesejahteraan.

“Harapan kami, gerakan selanjutnya kita akan membuat pemerintah pusat bisa fokus melirik perbatasan, agar teras NKRI lebih terpandang dan bisa berdayasaing”, tutup Sakti. (RMA)

Adapun pernyataan sikap Perwakilan Mahasiswa Perbatasan Kalimantan Utara :

1. Setia dan Taat pada Empat Konsensus Dasar Negara Yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.

2. Siap Mengawal Seluruh Kebijakan Pemerintah Pusat dan Daerah di Perbatasan dalam Upaya Percepatan Pembangunan dan Kesejahteraan.

3. Menjunjung Tinggi Kedaulatan NKRI, serta Siap membantu TNI-Polri dan Aparat Lainnya dalam melawan aksi Teroriame, Penyelundupan Narkoba, dan Barang-barang Ilegal di Perbatasan Kalimantan Utara

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *