Tarakan, Kalpress – Menjelang perayaan Natal 2020 dan tahun baru 2021, masyarakat masih saja merasakan kelangkaan gas elpiji 3 kilogram.
Saat dikonfirmasi, Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Disperindagkop Kaltara Hasriyani mengakui, masih banyak keluhan masyarakat terhadap kelangkaan dan mahalnya gas elpiji 3Kg. Padahal sejauh ini jumlah elpiji yang beredar sangat jauh melebihi angka pemakaian masyarakat.
“Sampai saat ini kami masih mencari ini persoalannya seperti apa. Ada harga tapi harganya sampai Rp 70-80 ribu. Sementara ketika kami bersama stakeholder terkait turun ke lapangan, kami melihat elpijinya ada. Tapi setelah itu, masyarakat teriak mengeluhkan lagi kembali terjadi kelangkaan,” ujarnya, (14/12/2020).
Ia menambahkan, ada perbedaan laporan dari kenyataan di lapangan. Sehingga menurutnya diperlukan tim khusus dalam mengawasi pendistribusian elpiji 3Kg dalam mencegah adanya penimbunan.
“Selama ini dari laporan pertamina, pangkalan, agen, mereka menyampaikan harga masih dibatas kewajaran. Tapi kenyataannya, di lapangan keluhan masyarakat begitu berbeda dengan yang dipresentasikan,” tukasnya.
Lanjutnya, pihaknya belum memastikan apakah nantinya stok elpiji 3 Kg kembali mengalami penambahan. Meski begitu, ia berharap masyarakat tidak menjadikan gas elpiji sebagai bisnis pribadi, apalagi di dalam perayaan tertentu.
“Dari beberapa hasil pertemuan dengan Pertamina dan agen termasuk pangkalan. Pertamina telah mempersiapkan stok untuk gas yang berhubungan dengan perayaan Nataru ini. Tentunya, pertamina memiliki tanggung jawab moral dan kewajiban pendistribusian gas itu. Kami berharap pertamina tetap berkomitmen menyediahkan pelayanan gas 3 Kg ke masyarakat,” tuturnya
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi 2 DPRD Kota Tarakan Muhammad Yusuf menerangkan, DPRD Tarakan terus berupaya agar stok elpiji masyarakat dapat terpenuhi. Ia berharap pertamina dapat kembali melakukan pendataan dan mencocokan kembali kebutuhan dan suplai elpiji di lapangan.
“Dari beberapa kali pertemuan kan tentunya disesuaikan dengan kebutuhan. Kalau kita melihat natal dan tahun baru ini kan menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, semoga permasalahan klasik ini segera ada jalannya” Tutup Yusuf (KT/RMA)