Oleh : Gatot Abdul Jukeri
Kalimantan Utara, KalPress – Akhir-akhir ini sedang ramai diperbincangkan berbagai kalangan mengenai performa Tim Nasional (Timnas) Indonesia dibawa asuhan pelatih Shin Tae Yong (STY). Mulai dari penunjukannya yang terkesan penuh drama dari pengurus PSSI saat itu sampai dengan moncernya penampilan timnas diberbagai kelompok umur.
Tentu, masih teringat jelas bagaimana pedihnya saat harus merelakan Luis Milla yang dikabarkan menolak perpanjangan kontrak dan ingin menaikkan nilai kontrak (versi PSSI) dan digantikan oleh STY yang sebenarnya juga memiliki CV yang cukup mentereng bersama Timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018.
Namun, pedihnya rasa kehilangan itu perlahan menghilang bersama semakin meningkatnya performa Timnas bersama STY. Hasil pertandingan bukan lagi menjadi tajuk utama, melainkan cara bermain Timnaslah yang cukup indah untuk disaksikan. Anggapan kuno yang menyatakan bahwa pecinta sepakbola tanah air hanya berorientasi pada hasil pertandingan kini perlahan menghilang. Suporter Garuda kini tak lagi fokus pada hasil namun lebih kepada cara bermain Timnas yang seolah memiliki filosofi baru bermain kulit bundar.
Di bawah komando STY, Timnas berhasil menemukan pola bermain yang cantik dengan hasil yang ciamik. Paling hangat tentu hasil yang cukup telak saat melibas Brunei Darussalam di putaran pertama leg 1 kualifikasi piala dunia 2026 dengan skor 6 – 0 pada 12 Oktober di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK). Hasil ini menjadi modal bagus untuk menghadapi leg kedua pada 17 Oktober 2023.
Kemenangan telak Timnas ini tak lepas dari moncernya lini serang yang dikomandoi Dimas Drajad sebagai ujung tombak. Pemain asal Persikabo 1973 ini berhasil mencatatkan hattrick di pertandingan ini. Dimas Drajad membuka kran golnya pada menit ke 7 setelah berhasil memanfaatkan kemelut di depan gawang lawan. Tak berhenti di situ sang TNI menambah pundi-pundi golnya di menit 72 dan mencetak gol penutup kemenangan Timnas pada menit 90+2.
Jumlah gol ini tentu membuat nama Dimas Drajad kembali naik ke permukaan. Pasalnya pemain ini belum mampu mencetak gol di BRI Liga 1. Hal ini membuat Garuda Fans khawatir dengan performa lini depan Timnas namun seorang Dimas Drajad mampu menepis kekhawatiran ini dengan mencetak 3 gol ke gawang Brunei.
Deretan gol Dimas Drajad tak hanya sekadar membantu kemenangan Timnas, namun 3 gol yang diborongnya juga mampu mengantarkan namanya bertengger di urutan teratas daftar pencetak gol kualifikasi Piala Dunia 2026. Bahkan mampu mengalahkan nama-nama beken seperti Neymar dan Messi. Bahkan seorang Cristiano Ronaldo belum mampu menyamai torehannya. “Wow ada Indonesia coy” ramai menghiasi komentar netizen di berbagai postingan terkait momen yang langka ini.
Fakta lainnya tentu adalah status seorang Dimas Drajad yang tak mampu menembus starting line up Timnas U19 yang dinahkodai pelatih Indra Sjafrie pada 2013 lalu. Pria 26 tahun hanya menjadi pelapis Mukhlis Hadi yang saat itu menjadi pilihan utama. Namun kerja keras pantang menyerah yang membawanya tetap mentas di kancah sepakbola nasional mengalahkan rekan-rekannya di tim yang dipimpin oleh Evan Dimas kala itu.
Dimas Drajad merupakan role model nyata bahwa kerja keras tak kenal lelah merupakan akar yang akan menghasilkan buah yang segar. Disaat rekan-rekannya terbuai dengan popularitas yang mereka dapatkan kala itu, pria asal Gresik ini berhasil keluar dari jeratan lubang hitam bernama popularitas dan tetap eksis menjadi segelintir striker lokal yang mampu bersaing dengan striker interlokal.