Tarakan, Kalpress – Dirilisnya hasil survei Lembaga Riset Point Indonesia beberapa waktu lalu, yang secara mengejutkan merilis pasangan nomor urut 2 di posisi pertama dengan poin 37,8, persen disusul paslon dengan nomor urut 1 dengan 35,9 persen dan Paslon nomor urut 3 dengan mengumpulkan 22,6 persen menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Mengingat, sebagian masyarakat menduga hasil tersebut bukanlah tanggapan warga Kaltara secara menyeluruh.
Saat dikonfirmasi, pengamat politik Nasional Arif Nurul Imam, menyampaikan analisa terhadap hasil survey yang dilakukan Point Indonesia dapat digunakan sebagai refrensi gambaran peta kekuatan kandidat untuk pada pilgub Kaltara.
“Elektabilitas paslon memang berpengaruh besar terhadap hasil survei, dan ketiga paslon memang memiliki popularitas tidak jauh berbeda di masyarakat. Paslon nomor satu dan nomor dua saling berkejaran, tentu karena mereka memiliki basis besar di wilayah tertentu,” ujar Arif kepada Kalpress.com (07/12/2020).
Menurut Arif, paslon nomor urut 1 dan 2 memiliki probalitas untuk menang lebih tinggi. Sehingga, sulit untuk paslon nomor 3 mengejar ketertinggalannya dengan waktu yang tinggal sedikit,” tukasnya.
Meski demikian, menurutnya kekuatan politik bersifat dinamis, sehingga setiap paslon harus menjaga kesan dan pendekatan hingga pencoblosan berlangsung.
“Paslon nomor satu dan nomor dua potensial untuk memenangkan pilgub Kaltara 2020, tapi bisa saja kecolongan kalau tidak menjaga performa. Karena politik itu dinamis, tidak ada yang linier,” ungkapnya.
Diketahui, hasil survei tersebut juga menyebut bahwa keinginan masyarakat terhadap money politik masih cukup tinggi sehingga hal ini sangat berpengaruh terhadap pilihan saat pemungutan suara.
Diketahui, Survei Lembaga Riset Point Indonesia yang dimulai pada 2 Desember 2020 itu, menggunakan metode sampling multistage random. Sampling ini memakai responden 1.000. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner.
Direktur Riset Dan Data Point Indonesia, Adiguna Wibowo mengatakan, tingkat margin eror-nya sekitar 2,8 persen. Ia melanjutkan, seandainya pilkada dialakukan pada hari tersebut, maka dapat dipastikan maka pasangan nomor urut 2 dapat memenangkan pilgub Kaltara. (KT/RMA).