Tarakan, Kalpress – Keputusan mengejutkan diambil oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan memberikan dukungan kepada pasangan Zainal-Yansen TP. Padahal sebelumnya, partai berlogo banteng mocong putih tersebut, sudah sejak awal mengembor-ngembor akan mendukung Wakil Gubernur Kaltara untuk menjadi penantang Irianto Lambrie pada Pilkada 2020.
Apa boleh buat, nasi telah menjadi bubur, itulah Politik semua hal bisa terjadi, PDIP harus berpaling hati ke pasangan Zainal-Yansen TP. Sehingga kepusan ini harus disampaikan dengan berat hati oleh Sekertaris DPD PDIP Kaltara Norhayati Andris dalam press rilisnya, Jumat (28/08/2020)
“Karena proses-proses ini, sudah menjadi ranah DPP, kami sebagai petugas partai di DPD, bersama teman-teman, sudah berjuang dan sudah menghantarkan bakal calon yang saya sebut tadi bahwa pak Udin dan Indrajit kami sudah menghantar beliau sampai mendapatkan surat tugas dan rekomendasi untuk mencari koalisi di luar PDIP perjuangan. Hanya memiliki 5 kursi sehingga membutuhkan partai lain untuk mencukupi persyaratan,” ujarnya,
“Tentunya pak Udin dan Pak Indrajit harus mendapatkan partai koalisi kembali. Sehingga kami menyampaikan permohonan maaf kami sebagai kader dan yang mengurus administrasi. Kami sudah melihat bahwa keputusan yang diberikan kepada DPP, ternyata keputusan itu berpindah ke pasangan Zainal dan Yansen TP. Jadi saya rasa hal ini sesuatu sungguh memberatkan tapi mau bagaimana lagi,” sambungnya.
Ia menceritakan, sebenarnya pihaknya sangat berharap dapat mengusung H.Udin Hianggio untuk maju dalam Pilgub Kaltara. Namun, di sisi lain tentunya PDIP juga memerlukan kepastian pasangan dari seorang figur.
Kami sebenarnya sangat ingin mendukung pasangan H. Udin dan Indrajit, namun dalam prosesnya memiliki pilihan lain dan memiliki perhitungan lain proses ini tidak bisa dilanjutkan,” terangnya.
“Kami sebagai kader juga harus realistis, dan hari ini kami melihat, keputusan yang diberikan DPP, ternyata keputusan itu harus berpindah ke pasangan Zainal-Yansen TP. Dan saya rasa ini suatu proses yang harus kita hormati bersama,” lanjutnya.
Ia menyayangkan, keinginan PDIP untuk mendukung Udin Hianggio sepertinya tidak mendapat restu dari semesta. Alhasil, pihaknya harus memilih salah satu paslon diantara 2 calon kandidat yang bersaing. Sehingga sebagai kader, ia meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada H.Udin Hianggio.
“Andaikan kemarin tidak ada pergantian atau salah satu mungkin dukungan akan berbeda. Tetapi, saya rasa karena inilah jalan Tuhan, inilah sesuatu yang perlu proses yang terbaik. Apapun keputusan dari DPP PDIP hari ini,” tutupnya. (KT/RMA)