PTM Siap Digelar, Ada Warning dari IDI Kaltara

PTM Siap Digelar, Ada Warning dari IDI Kaltara

Bacaan Lainnya

Tarakan, Kalpress – Pembelajaran Tatap Muka yang rencana akan digelar bulan Juli ini menuai kritik dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kalimantan Utara.

Ketua IDI Kaltara Dr. Franky Sientoro, Sp.A menganjurkan kebijakan pemerintah untuk membuka pembelajaran tatap muka harus dikaji kembali dan dipertimbangkan matang-matang guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, mengingat kota Tarakan kembali berada zona oranye ini.

“Ya untuk himbauan, kalau secara nasional kami dokter-dokter anak itu menganjurkan untuk penundaan tatap muka, sampai betul-betul aman karena memang banyak faktor ya, dan sebagai seorang medis saya sangat mempertimbangkan terutama anak-anak masuk kelompok rentan terhadap penularan”, (01/07/2021).

Franky yang juga sebagai pengurus Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kaltim-Kaltara menjelaskan untuk resiko penularan kasus Covid-19 di Kaltara masih sangat rawan.

“Untuk di Kaltara sekarang situasional, jadi apakah kita harus menunggu dulu atau mau mulai kecuali kita siapkan anak-anaknya kita juga, tidak tahu Minggu depan atau dua Minggu lagi kasusnya seperti apa, namun jika orang tua dan pihak sekolah sudah bersedia maka itu bisa dipertanggungjawabkan” Jelasnya.

Lebih jauh, ia membeberkan merujuk ke resiko-resiko yang kemungkinan bisa terjadi terhadap PTM, anak-anak perlu mendapat pengawasan ketat serta simulasi dan evakuasi PTM terus dilakukan mengantisipasi adanya cluster PTM.

“Bahayanya resiko itu terjadi penularan yang sangat signifikan, masalahnya begini, begitu satu anak kena resikonya ke seluruh keluarga nya entah orangtuanya maupun kakek neneknya tetap bersikap, dan kita berharap kita bisa mengendalikan kasus Covid ini di Tarakan sehingga peningkatan signifikan itu tidak terjadi”

“Solusi dari IDI dan IDAI kalau PTM dilakukan kami tetap menghimbau protokol kesehatan dilakukan dengan ketat lalu anak-anak juga perlu diawasi waktu mereka pulang dan berangkat kemudian kejar vaksin pada guru-guru dan durasi pembelajarannya dikurangi” tutupnya.

 

Penulis : Endah Agustina

Editor : Redaksi Kalpress.id

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *