Pernah Menjadi Primadona, KKMB Tarakan Kini Mulai Kurang Diminati

Pernah Menjadi Primadona, KKMB Tarakan Mulai Kurang Diminati

Bacaan Lainnya

Tarakan, Kalpress – Objek wisata KKMB (Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan) atau yang lebih dikenal dengan Hutan Mangrove Tarakan persis berada di lokasi Kelurahan Karang Rejo dengan suasana yang sejuk nan asri. Tidak hanya itu hewan yang terancam punah dan dilindungi juga ada di tempat ini yaitu bekantan.

Namun sayang di tengah keindahannya justru objek wisata ini mengalami penurunan jumlah pengunjung akibat masa pandemi covid-19 ditambah sudah memasuki bulan suci Ramadhan, seperti yang diungkapkan Koordinator Pengelolaan KKMB Kota Tarakan Samsul Aris saat ditemui Kalpress.id.

Kalo peningkatan tu ndada  yang ada penurunan karena pandemic itu ya namanya apalagi ini bulan Ramadhan itu pengunjung agak sepi kesini berkurang” Sabtu (24/04/2021).

Sejumlah papan jembatan KKMB Tarakan kini mulai jabuk dan membutuhkan perhatian.

Pihak pengelola KKMB menjelaskan untuk inovasi atau gebrakan lain dalam menunjang pengunjung tidak terlalu dipikirkan karena pihak pengelola berkomitmen tujuan utama KKMB hanya untuk Konservasi Mangrove dan Bekantan.

“Ooh kalo gebrakan sih ndak ada ya karena kan sebenarnya ini tujuannya konservasi bukan ngejar target (pengunjung) cuman kan kita jaga supaya tetap lestari kami merawat satwa, tanaman, kebersihan begitu aja sih” tuturnya.

Samsul juga mengungkapkan, terjadi peningkatan jumlah satwa Bekantan yaitu 43 ekor dari 6 ekor pada awal tahun 2001 lalu.

Selain itu, tidak ada keterangan atau tulisan pemberitahuan agar pengunjung berhati-hati saat melalui jembatan yang rusak.

Sementara itu, salah satu pengunjung Mahdalena menanggapi bahwa kondisi di KKMB ini sudah baik tetapi kurang menarik untuk anak-anak. Mahdalena yang merupakan guru TK (Taman Kanak-kanak) ini memberi masukan bahwa untuk menambah hal-hal yang berbau pembelajaran dasar bagi anak-anak.

“dikasih cat dikasih warna-warna supaya anak-anak seneng kalo bisa dikasih angka, nama-nama buah jadi bisa untuk edukasi nambah ilmu untuk anak sekolahan juga, bukan hutan aja” ujarnya. (CB/ADR)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *