Kapal Selam KRI Nanggala-402 Tak Punya Black Box, Awak Dilatih Survive Dalam Kondisi Apapun

Kapal Selam KRI Nanggala-402 Tak Punya Black Box, Awak Dilatih Survive Dalam Kondisi Apapun

Kapal selam KRI Nanggala-402 berlayar mendekati dermaga Indah Kiat di Kota Cilegon, Banten beberapa waktu lalu. Kapal selam KRI Nanggala-402 berlayar mendekati dermaga Indah Kiat di Kota Cilegon, Banten beberapa waktu lalu.

Mangupura, Kalpress – Di dalam sebuah kapal selam tidak memiliki black box atau kotak hitam yang merekam data percakapan pilot atau perekam data elektronik penyebab kecelakaan, seperti pada pesawat terbang.

“Tidak ada seperti di pesawat ada black box yang merekam situasi atau kejadian-kejadian yang terjadi di dalam kapal selam. Kapal selam tidak sama seperti pesawat memiliki black box,” ujar Mantan Komandan KRI Nanggala-402 Letkol Laut (P) Ansori, di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai, Jumat 23 April 2021.

Jika terdapat trouble atau masalah teknis di dalam kapal selam, Letkol Laut (P) Ansori menyampaikan semua awak dilatih untuk bisa survive untuk bisa mengatasi problem-problem tersebut.

KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di utara perairan Bali terakhir menjalani overhaul atau pemeriksaan keseluruhan (servis besar-besaran) pada tahun 2010 selama 2 tahun hingga 2012.

Overhaul terakhir dilaksanakan pada 2010 sampai dengan 2012 di Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Korea Selatan. Jadi overhaul istilahnya perbaikan secara besar-besaran atau secara mayor terhadap seluruh peralatan yang di kapal selam,” imbuhnya.

Saat ini proses pencarian KRI Nanggala-402 terus dilakukan dan dimaksimalkan dengan mengerahkan 21 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI).

“Dari 21 KRI yang kerahkan untuk mencari KRI Nanggala-402 salah satunya adalah kapal selam KRI Alugoro-405. Selain 21 KRI yang melakukan pencarian TNI juga dibantu beberapa kapal dari Polri dan Basarnas,” kata Kapuspen TNI Mayjen TNI Achmad Riad.

Lebih lanjut Kapuspen TNI mengatakan, bantuan dalam pencarian KRI Nanggala-402 datang dari beberapa negara sahabat seperti Singapura, Malaysia, Australia dan India.

Beberapa kapal bantuan dari negara sahabat seperti MV Swift Rescue (Singapura), MV Mega Bhakti (Malaysia), HMAS Ballarat dan HMAS Sirius (Australia) serta SCI Sabarmati (India).

Berdasarkan laporan terakhir, KRI Rimau-724 mendeteksi satu titik magnet yang kuat.

Selanjutnya TNI menerjunkan KRI Rigel-933 yang memiliki kemampuan sonar bawah laut untuk memastikan temuan KRI Rimau tersebut.

Menurut Kapuspen TNI saat ini fokus pencarian KRI Nanggala-402 berada di area ditemukannya tumpahan minyak dan deteksi benda bermagnet tinggi.

Dengan begitu, diharapkan kapal selam dapat segera ditemukan.

“Tim TNI AL saat ini masih menanti kehadiran KRI Rigel yang memiliki sonar. Dengan begitu, temuan benda magnet tinggi bisa dipastikan apakah itu kapal selam Nanggala atau bukan,” ujarnya.

“Tapi tentunya semua wilayah Perairan Utara Bali sedang dilakukan pencarian dengan mengerahkan sedemikian banyak peralatan atau kapal yang ada. Mudah-mudahan segala sumber daya yang ada kita kerahkan, bisa mempercepat untuk mengetahui posisi yang pasti,” sambungnya.

Kapuspen TNI menjelaskan bahwa saat ini KRI Rigel-933 sedang merapat menuju lokasi pencarian dan nantinya Panglima TNI bersama Kapolri akan menyaksikan proses pencarian yang dilakukan oleh KRI Rigel.

“Mudah-mudahan KRI Rigel-933 dalam proses pencariannya bisa memberikan gambaran yang jelas,” ucapnya. (*)

Sumber : TRIBUN BALI.COM

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *