Tarakan, Kalpress – Alam merupakan sumber kehidupan bagi seluruh mahkluk hidup, tidak terkecuali manusia. Pemikiran itulah yang diyakini sekelompok pria dari berbagai latar belakang yang mengatasnamakan kelompoknya dengan nama komunitas Camping Cerdas Ceria (C3).
Meski belum memiliki struktur kepengurusan tetap, namun siapa sangkah kumpulan ini sudah terbentuk sejak tahun 2000an. Saat dikonfirmasi, anggota tertua komunitas C3 Mustofa A Rauf menuturkan, meski C3 sudah ada sejak lama, namun penambahan anggota dan keaktifan kegiatan baru dapat dilakukan kembali dalam beberapa tahun terakhir.
“Sebenarnya camping cerdas ceria ini dibentuk sudah lama sekitar tahun 2000. Cuma selama ini kami tidak pernah mempublish karena saat itu juga tehknologi belum maju seperti sekarang. Cuma baru-baru ini anggota kita terus bertambah, beberapa teman akhirnya ikut dan membuat vlog dan segala macamnya. Dulu kegiatan kami lakukan untuk menyalurkan hobi saja. Hanya beberapa orang kalau sekarang kan alat dokumntasi sudah canggih jadi baru bisa eksis,” ujarnya, (23/02/2021).
Ia menuturkan, terbentuknya C3 karena beberapa kelompok pemuda kala itu yang sama-sama menyukai alam. Saat itu dibentuklah sebuah perkumpulan sebagai wadah untuk menyalurkan hobi sesama pecinta alam.
“Jadi awalnya kami punya hobi yang sama, sama-sama senang masuk hutan dan menyusuri bukit-bukit di Tarakan lah. Sambil camping kami mengobrol banyak hal dari permasalahan sosial, politik, budaya. Macam-macam lah sehingga terbentuklah perkumpulan ini yang dinamakan 3C Camping, Cerdas, Ceria,” tuturnya.
Tidak hanya menjalankan aktivitas di Kota Tarakan, C3 juga berencana melakukan aktivitas di luar Tarakan untuk memberikan hal baru bagi anggotanya.
“Jadi kami kami memiliki rencana terdekat adalah mendaki beberapa Gunung di Kaltara. Seperti Gunung Rego, Gunung Rian mungkin habis lebaran. Sebelum puasa ini sebenarnya kami punya agenda, tapi kami masih menyesuaikan momentumnya. Kami rencana melakukan Jambore Kaltara,” tuturnya.
Sedikitnya, anggota C3 yang tergabung saat ini berjumlah sekitar 200 orang. Meski demikian, ia mengakui hanya puluhan orang saja yang aktif menjalankan aktivitas rutin.
“Visi kami ingin merawat suatu objek wisata alam yang dapat menghasilkan PAD Tarakan. Cita-cita kami sederhana, yaitu menjaga alam dan membuatnya sebagai objek wisata bagi masyarakat sebagai tempat rekreasi,” pungkasnya (KT/RMA)