Tarakan, Kalpress – Berpindahnya dukungan satu partai koalisi dari kubu ZIYAP, yakni Partai Keadilan Bangsa (PKB) ke Poros Ke Tiga kubu Udin-Undun (UHUD), cukup mengejutkan publik. Pasalnya, partai yang dipimpin oleh Muhaimin Iskandar ini, sebelumnya sudah melakukan deklarasikan bersama ZIYAP beberapa hari lalu.
Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara (Jubir) Tim ZIYAP Mudain S.T mengakui, perkara ini merupakan fenomena dalam dinamisnya politik. Kendati demikian, ia menyayangkan jika perpindahan tersebut dilakukan setelah adanya kepastian dukungan administratif kepada kubu ZIYAP, Sehingga cukup memukul Tim.
“Kami menganggap, hal-hal ini cukup wajar dalam politik, tetapi kami harus menjelaskan juga kepada publik tahapan komunikasi politik yang ZIYAP dengan PKB sangat intens. Dari awal kami sudah diberikan surat tugas dari PKB, setelah kami mendapat surat tugas, kami mendapatkan surat rekomendasi dalam surat keputusan dari DPP PKB. Setelah itu PKB memberikan formulir B1-KWK. Semua surat keputusan itu tidak kami terima di pinggir jalan. Tetapi kami terima di kantor DPP PKB pusat,” ujarnya, Minggu (06/09/2020).
“Sehingga, dengan terjadinya perubahan SK, maka kami ingin sampaikan kepada masyarakat Kaltara bahwa sebenarnya siapa yang mendzolimi dan siapa yang dizolimi. Tetapi kami menganggap itulah proses politik. Kami masih yakin seyakin-yakinnya bahwa pasangan ZIYAP, tetap ingin menang dengan bermartabat, kami ingin menang terhormat dan kami ingin menang tanpa mendzolimi orang lain,” sambungnya.
Meski demikian, pihaknya tetap menghormati keputusan tersebut. Ia berharap semoga hal tersebut tidak kembali terulang. Mengingat dalam politik keputusan bersifat dinamis, namun tentunya hal tersebut sangatlah tidak etis.
“Kami tetap menghormati orang-orang yang mendzolimi kami. Kami doakan supaya mereka bisa kembali ke jalan yang benar. Bahwa dalam politik ini kita tidak untuk saling menyakiti orang lain namun adu argumen untuk meyakinkan masyarakat bahwa ZIYAP maju sebagai calon pemimpin untuk memberikan yang terbaik untuk Kaltara,” tuturnya.
“Saya harus sampaikan bahwa semua pengurus Hanura dan PKB, mereka sudah mendeklarasikan diri ke publik untuk memperlihatkan kepada masyarakat Kaltara bahwa mereka bagian dari ZIYAP. Kalau secara administrasi, ada yang menikung dan mengambil alih secara paksa, kami tetap proses itu,” lanjutnya
Sementara itu, Ketua DPD Gerindra Kaltara Ibnu Saud mengungkapkan jika hal tersebut harus dihormati. Namun ia menegaskan jika hal tersebut tidak mempengaruhi solidaritas dari koalisi ZIYAP. Sehingga pihaknya semakin optimis memenangkan Pilgub Kaltara.
“Kami dari Partai koalisi tentu menghormati semua keputusan dan kebijakan yang diambil oleh partai lainnya. Kalau kecewa tidak ada, sekali lagi itu sudah menjadi keputusan PKB dan kami sebagai partai koalisi pasangan Ziyap menghormati itu,” terangnya.
“Dengan berkurangnya 1 partai koalisi, kami tentu tetap optimis akan memenangkan ZIYAP pada Pilgub. Kalau kita lihat, pemenang pemilu di Kaltara ini kan PDI Perjuangan, runner upnya kan Gerindra. Dengan itu saja kita sudah lihat, kekuatan sesungguhnya. Artinya saya tidak berkata berlebihan tapi saya berbicara apa adanya,” lanjutnya.
Meski belum bisa memastikan kondisi kedepannya, namun ia menjamin jika suara Gerindra tidak akan berubah dan tetap konsisten kepada ZIYAP. Menurutnya, hal itu bisa dibuktikan dari tradisi dan Track Record Gerindra sebagai Parpol sejak berkiprah.
“Sebagai manusia kita tidak bisa mengatakan pasti, tapi saya berani mengatakan jika Insyaallah akan seperti itu. Kita bisa lihat track record Gerindra, sampai saat ini Gerindra belum pernah merubah keputusan setelah dikeluarkan. Ini kita bicara tradisi Gerindra sehingga tradisi itu akan selamanya berlaku,” pungkasnya. (KT/RMA)