Tarakan, Kalpress.ID – Sebanyak 15 pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta 10 anggota Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kelurahan Karang Harapan mengikuti pelatihan intensif selama dua hari, 26–27 Juli 2025. Kegiatan ini bertujuan memperkuat kapasitas usaha masyarakat melalui transformasi digital, pengelolaan keuangan, dan pemenuhan legalitas usaha, 27 Juli 2025.
Pelatihan mencakup tiga fokus utama, di antaranya pemanfaatan marketplace dan media sosial untuk pemasaran digital, literasi keuangan usaha yang terstruktur, serta pendampingan penerbitan Nomor Induk Berusaha (NIB) dan sertifikasi halal. Para peserta mendapatkan materi dan praktik langsung, mulai dari membuat akun bisnis di marketplace, menyusun laporan keuangan, hingga memahami prosedur pengajuan legalitas.
Lurah Karang Harapan, Wilson Simon, S.IP, menyatakan bahwa kegiatan ini menjadi langkah penting dalam memajukan ekonomi lokal. Ketua TP.PKK Karang Harapan, Jekolina Wedding, S.Pd, menjelaskan bahwa program ini tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membuka akses pasar yang lebih luas bagi pelaku usaha. “Harapan kami, UMKM dan PKK Karang Harapan mampu bersaing, berinovasi, dan mandiri secara ekonomi,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Tim Pelaksana, Meylin Rahmawati, S.E., M.M menegaskan bahwa program ini dirancang berbasis kebutuhan nyata di lapangan. “Kami melihat potensi besar UMKM Karang Harapan, namun masih ada hambatan di pemasaran digital, manajemen keuangan, dan legalitas. Melalui pendampingan ini, kami ingin memastikan para pelaku usaha tidak hanya memahami teori, tetapi juga langsung mempraktikkan dan mengaplikasikan keterampilan yang diperoleh,” jelasnya.
Kegiatan ini menggunakan pendekatan partisipatif, di mana TP-PKK berperan aktif dalam merekrut peserta, memfasilitasi lokasi, serta memastikan keberlanjutan program pasca pelatihan. Dengan dukungan berbagai pihak, program ini diharapkan mampu menciptakan ekosistem UMKM yang produktif, berbasis teknologi, dan berkelanjutan, sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya pengentasan kemiskinan, kesetaraan gender, dan pertumbuhan ekonomi inklusif.