Nobar Cerdas, Ahli Hukum Kaltara Angkat Bicara Soal Pelemahan KPK
Tarakan, Kalpress – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Indonesia saat ini tengah menjadi hal yang cukup center untuk dibincangkan dikalangan masyarakat.
Perbincangan datang dari Literasi Diskusi yang menggelar acara Nobar “a documentary the End Game Ronde Terakhir Melawan Korupsi” dikemas kedalam diskusi santai bersama salah satu ahli hukum, Gusfen Alextron Simangunsong, M. H.
Gusfen yang juga merupakan akademisi Universitas Borneo Tarakan ini mengungkapkan pandangannya terhadap KPK kepada kalpress.id.
“Jadi filmnya bagus dalam artian menilai sebuah kebijakan dari segi negatif dan skeptis tapi ada peribahasa filsuf India itu diartikan dibalik cahaya terang selalu ada bayangan yang mengikutinya maksudnya baik buruknya itu satu paket terkait tidak lulusnya pegawai KPK pasti ada kekurangan mereka dalam segi menjawab walaupun dari segi kinerja mereka tidak diragukan lagi”.
Dosen Fakultas Hukum ini juga menjelaskan masyarakat Indonesia juga wajib ikut memberantas korupsi walaupun hanya sebagai unit terkecil KPK.
“Untuk perkara korupsi emang tanggung jawab kita bersama bukan hanya lembaga KPK kita juga masyarakat kelompok terkecil juga harus membiasakan untuk tidak korupsi tidak menerima suap juga ya” Imbuh Gusfan.
Sementara itu, Penanggung Jawab kegiatan Muhammad Firdaus mengungkapkan bahwa kasus-kasus menarik di Negeri Merah Putih ini harus tetap diangkat kedalam meja diskusi.
“Contohnya kasus ini, sebenarnya inilah merupakan satu kasus yang menurut kita menarik karena didalam beberapa orang yang tidak lolos Tes Wawasan Kebangsaan KPK adalah orang-orang yang pernah memegang kasus-kasus besar dalam hal penyidikan tipikor”.
“Kita menganggap ini adalah salah satu skema yang memang dirancang bagaimana supaya orang-orang ini dilengserkan lewat TWK tadi” Imbuh Firdaus.
Mahasiswa Teknik Mesin UBT ini juga memberikan pandangan mengenai agak sulitnya Indonesia bebas dari kasus korupsi.
“berbicara persoalan bebas atau tidak dapat dilihat dari dokumenter the end game ini penyelidikan diberi batas waktu kemudian ada tahapan-tahapan yang cukup rumit untuk mengungkap pelaku tipikor inikan rahasia”,
“ya kalau secara terang-terangan itu ibarat menangkap tikus secara terang-terangan tentunya akan mudah lari begitu logikanya dengan gambaran ini korupsi semakin masif lah” Tutupnya.
Penulis : Endah Agustina
Editor : Redaksi Kalpress.id