Tarakan, Kalpress – Jelang bulan Suci Ramadhan harga daging ayam di pasar mengalami kenaikan dari harga biasa.
Mengantisipasi besarnya kenaikan, Dinas Perdagangan Dalam Negeri (PDN) pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop) telah menyiapkan cara untuk mengantisipasi melonjaknya harga daging ayam.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop) Kaltara Hasriyani mengungkapkan, guna mencegah melonjaknya harga daging ayam pihaknya akan memasok daging ayam beku.
“Perlu ada langkah tepat untuk melakukan pengendalian di lapangan, berkaca dari tahun sebelumnya, kami pernah meminta pedagang mematuhi Harga Eceran Tertinggi (HET) diangka Rp 45 ribu per kilogram.
Tapi nyatanya, sebagian besar pedagang tetap tidak mematuhi karena berbagai alasan,” tuturnya, (24/03/2021).
Menurutnya, dengan dipasoknya daging ayam beku dinilai dinilai cukup efektif dalam menstabilkan harga. Hal itu disebabkan adanya persaingan antara ayam beku dan daging ayam lokal di pasaran.
“Sekarang memang masih normal. Tapi dari pengalaman sebelumnya, pedagang tahu kalau ayam paling dibutuhkan saat puasa dan lebaran. Jadi sering terjadi kenaikan tiba-tiba pas hari H,” bebernya
Lanjutnya, tidak hanya daging ayam, kondisi serupa juga kerap terjadi pada daging sapi. Untuk itu, mendorong adanya daging sapi beku impor yang siap dipasarkan secara masif.
“Sebenarnya stok semua daging itu rentan. Tapi kita upayakan di Kaltara aman. Karena dari pasokan lokal, juga bisa dibantu dengan daging beku impor resmi,” tutupnya.