Penulis : Adry Setiawan Ramadhan
Kabid Partisipasi Pembangunan Daerah HMI Cabang Kota Tarakan
Tarakan, Kalpress – Definisi atau pengertian Smart City sangat beraneka ragam. Konsep tersebut sudah dikenal dengan populer, namun dalam prakteknya digunakan di berbagai negara dengan istilah yang berbeda-beda dan situasi yang berbeda pula. Ada penggunaan berbagai jenis konsep mengganti smart dengan istilah kata sifat lainnya. Menurut Wikipedia, smart city adalah visi pembangunan perkotaan untuk mengintegrasikan beberapa teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dan solusi Internet of Things (IOT) dalam sebuah bentuk yang aman untuk mengelola aset kota.
Penerapan smart city di beberapa kota di Indonesia ternyata memiliki berbagai kelemahan dan kelebihan. Hal tersebut perlu dikaji lebih lanjut mengingat kota-kota besar di Indonesia tentunya memiliki banyak kesamaan, namun ternyata penerapan konsep Smart City di setiap kota besar tersebut memiliki latar belakang yang berbeda. Implementasi smart city di Jakarta dan implementasi di Surabaya ternyata tidak sama. Begitu pula smart city yang dikembangkan di Bandung dengan smart city di kota Makasar pun terdapat perbedaan pada tataran fokus smart city. Perbedaan potensi daerah baik dari sumber daya alam dan sumber daya manusia berdampak pada dimulai dari mana sebuah smart city tersebut akan dibangun.
Oleh karenanya, sebuah konsep smart city dan potensi daerah tersebut harus diteliti dan dilakukan pengkajian secara mendalam. Bagaimana smart city dapat diterapkan pada suatu kota dengan melihat segala potensi yang dimiliki oleh daerah atau kota sehingga pada implementasinya nanti dapat berjalan dengan lancar dan sukses.
Konsep ini juga di pakai kota kita tercinta dengan visi yaitu “terwujudnya Tarakan sebagai kota maju dan sejahtera melalui smart city” sudah 2 tahun konsep smart city di kota Tarakan di laksanakan, apakah efektif dan efisien untuk mencapi kota maju san sejahtera ? Mari kita bahas satu per satu.
Ada beberapa indikator agar sebuah kota dapat di katakan kota maju dan sejahtera antara lain transportasi, infrastruktur dan pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi, populasi kualitas hunian dan pelayanan, dan bisnis serta ketenagakerjaan.
Mengenai transportasi beberapa tahun yang lalu kita pernah mendengar proyeksi sebuah jembatan yang akan menghubungkan kabupaten bulungan dan Kota Tarakan kalo itu jadi wah luar bisa itu akan menjadi salah satu pemasok PAD Kota, sepertinya sih itu cuma wacana yg tak kunjung terealisasi apalagi pemda/pemkot lebih memilih untuk memperbaiki pelabuhan tengkayu II atau (sdf) lebih memilih transportasi laut dari pada darat yang resikonya sudah pasti lebih besar.
Tapikan jembatan itu melintasi laut pasti butuh biaya besar untuk buatnya? Nah itu dia ! kepala daerah harus cerdas, harus bisa mempromosikan daerahnya agar investor asing ataupun lokal bisa masuk kalo udah ada yang investasi di Tarakan pekerjanya jangan ambil dari luar usahain org lokal jadi sejahtera juga masyarakat, kita nga usah mengandalkan APBN atau APBD terus dalam setiap pembangunan. Kembali ke smart city transportasi laut di Tarakan seharusnya lebih di perhatikan semua speedboat harus di bekali sistem navigasi atau yang berbau digital agar mengurangi berbagai resiko, begitu pula transportasi darat sistem pengelolaan angkutan umum dan bis kota bisa di efektifkan lagi agar semua masyarakat mendapatkan pelayanan terbaik.
Yang kedua infrastruktur dan pemerataan pembangunan, saya agak mengkritik sedikit sih terkait pemerataan pembangunan menurut data dari dinas PUPR perkembangan jumlah penduduk kota Tarakan sebagai berikut, 35 % wilayah Tarakan Barat, 31 % wilayah Tarakan Tengah, Tarakan Utara 11 % dan Tarakan Timur sebesar 22 % itu bertolak belakang dengan luas wilayah 4 kecamatan ini, mungkin salah satu penyebab di daerah Tarakan barat itu sering terdampak banjir karena kepadatan penduduk tidak berimbang dengan luas wilayah di daerah tersebut, Pemerintah kota jangan ragu untuk melakukan pembangunan di daerah utara kota Tarakan agar semua masyarakat dapat menikmati infrastruktur, terkait infrastruktur yang berbasis smart city saya jarang sekali melihat tempat di Tarakan khusus untuk pelajar dan mahasiswa berkumpul dan disediakan fasilitas wifi ataupun penunjang lainnya dulu pernah ada di Taman Oval Markoni tapi sekarang sudah tidak ada lagi, kalo mengandalkan PERPUSDA tempat itu terbatas waktu.
Tidak semua saya kritisi banyak juga yang telah di buat pemerintah kota dalam usaha memajukan kota ini dengan basic smart city antara lain, program E parkir, Artificial Intelligence, Social Security Net, Pengembangan Kawasan Sentra Industri Kecil Menengah Terpadu dan program smart city lainya dengan catatan di harapkan bisa lebih inofatif lagi
Lalu, How to Become a Smart City?
1. Mendorong dan mengembangkan pola baru struktur kepemimpinan dan tata kelola
Kota dan para pelaku usaha harus dapat bekerjasama dalam memperjuangkan konsep Smart City, menyikapi tantangan dengan bijaksana untuk mendapatkan keberhasilan dalam melayani masyarakat. Pemimpin Kabupaten/Kota perlu kepercayaan dan dukungan dari mitra usaha; demikian juga sebaliknya, para pelaku usaha membutuhkan dukungan dari para pemimpin kota.
2. Bekerjasama dengan melibatkan semua pihak. Untuk berhasil melaksanakan misi sebagai Kota pintar, Pemimpin Kabupaten/Kota harus dapat bekerjasama menyelaraskan kepentingan dan tujuan dari berbagai sektor, lembaga masyarakat, sektor swasta dan seluruh komponen masyarakat. Misalnya bagaimana pemerintah Kota Yokohama membuat warganya berperan aktif dalam mengubah perilaku dan sikap keseluruhan warga untuk kepentingan bersama yang menguntungkan seluruh komponen masyarakat. Atribut kota cerdas atau smart city bisa diwujudkan dengan partispasi multi stakeholders, masyarakat yang cerdas dengan kesetaraan dan pendidikan yang baik, rencana strategis yang berkesinambungan dan terintegrasi,
3. Membangun dan menggunakan infrastruktur pintar. Pemimpin Kabupaten/Kota harus mulai menjajaki teknologi dan konsep infrastruktur yang modern, terintegrasi dan pintar. Dengan menghadiri Konferensi dan pameran teknologi di seluruh dunia sehingga memiliki pengetahuan dan menimba pengalaman dari berbagai kota di negara lain sehingga akan lebih mudah untuk memulai inisiatif pembangunan kota pintar di daerahnya.
Selanjutnya terkait APBD Tarakan tahun 2021 yang setau saya sebesar 1,004 Triliun di harapkan dipergunakan sebaik mungkin dalam menangani covid-19 yg tak kunjung usai dan juga dalam pembangunan kota maju dan sejahtera yang bebasis smart city.
Saran juga untuk semua lembaga eksekutif maupun legislatif kota Tarakan jangan ragu untuk memanggil elemen pelajar dan mahasiswa untuk duduk dalam membicarakan pembangunan kota Tarakan karena saya merasa banyak Mahasiswa di kota ini yang memiliki ide dan gagasan yang cerdas dalam pembangunan kota apalagi yang berkaitan dengan digitalisasi dan modernisasi anak milenial jagonya.