Tak Memiliki Komunitas, Eksistensi Tamiya Zaman Milenial Masih Terjaga

Tarakan, Kalpresd – Tamiya, siapa yang tidak kenal mainan mobil balap satu ini. Mainan balap yang dipopulerkan dari negeri Sakura tersebut pernah mendunia di era  tahun 90an. Namun, di Indonesia tamiya baru mencapai puncak kepopuleran di tahun 2000an.

Bagi kalian yang menyandang status remaja di tahun 2000an tentu mainan mobil balap berdinamo ini sangat tidak asing di telingga. Bahkan, saking tingginya animo masyarakat indonesia bermain tamiya kala itu, Tamiya sempat dijuluki “mainan lintas usia” karena sebagian besar pecintanya berumur diantara 17-50 tahun.

Bacaan Lainnya

Hadirnya Mainan ini di Indonesia, seakan mematahkan stigma jika mobil-mobilan adalah milik anak-anak saja. Tapi saat ini Tamiya sudah jarang terdengar. Meski demikian, komunitas pecinta Tamiya di Indonesia belumlah mati. Salah satu komunitas pecinta Tamiya saat ini terdapat di Tarakan.

Komunitas ini, secara rutin mengelar pertemuan walau hanya sekadar menguji kecepatan Tamiya miliknya. Meski komunitas ini tidak memiliki nama, namun solidaritasnya tidak dapat diragukan. Sudah terbentuk sejak 10 tahun lalu hingga kini perkumpulan ini masih terlihat solid. Bahkan setiap tahun pecinta tamiya ini selalu mendapat tambahan anggota baru baik dari orang yang ingin coba-coba atau seorang pecinta tamiya sejati yang baru berimigrasi ke Bumi Paguntaka.

Setidaknya, dalam dua minggu sekali komitas tersebut selalu mengagendakan pertemuan untuk bermain Tamiya bersama. Bahkan, anggota komunitas ini tidak seluruhnya berdomisili Tarakan. Perkumpulan ini memiliki anggota yang berasal di daerah Kaltara seperti Malinau, Tanjung Selor, Nunukan dan pulau bunyu. Mereka sengaja datang dari daerahnya ke Tarakan hanya untuk bermain Tamiya. Woow Amazing !

Salah satunya ialah Sapriansyah (30), pemuda yang  berasal dari Malinau tersebut rela datang jauh-jauh ke Kota Tarakan hanya untuk bermain Tamiya. Baginya tiada hal yang menyenangkan selain menikmati akhir pekan dengan memacu Tamiya bersama teman-teman se-hobi. Baginya, jarak bukanlah masalah untuk dapat melampiaskan keinginan.

“Saya dari Malinau, datang tadi pagi memang karena ini. Kalau rutin tidak juga yang jelas beberapa bulan sekali pasti kesini buat main. Soalnya pecinta teman-teman pecinta Tamiya di Kaltara semuanya ngumpul di sini,” terangnya (23/12/2020).

Tidak hanya berkumpul bersama, bahkan komunitas ini setiap tahun mengagendakan race untuk beberapa kelas dan mengundang para pecinta Tamiya dari luar Kalimantan. Sapriansyah mengungkapkan, dalam setiap race seriesyang diselenggarakan, biasanya mempertandingkan tiga kelas yaitu STB plus, STB Pro dan Speed Nascar playover.

“Sebenarnya kelas perlombaan banyak cuma yang biasanya dipertandingkan race di sini cuma tiga STB Plus, STB Pro dan Speed Nascar Playover. Kalau perbedaanya STB Plus pada ukuran ban, jenis roller,” terangnya.

Mengenai jumlah anggota pada komunitas tersebut sapriansyah mengungkapkan, jika jumlah pecinta mencapai ratusan namun yang aktif hanya tersisa sekitar lima sampai enam puluhan saja.

“Kalau pecinta sebenarnya banyak ratusanlah, cuma karena ada berbagai kesibukan sekrang sudah tidak aktif lagi. Tapi kalau ada race biasanya mereka datang. Kalau sekarang yang aktif sekitar 50 sampai 60 orang,” tukasnya.

Sementara itu, Zulhamdi pecinta Tamiya yang berdomisili di pulau Bunyu mengungkapkan jika hari ini ia sengaja datang ke Tarakan untuk berkumpul dan bermain Tamiya bersama. Selain itu, ia mengaku cukup aktif bermain setiap dua minggu sekali mengingat jarak kota Tarakan dan pulau Bunyu tidak terlalu jauh.

Ia mengungkapkan, alasannya untuk terus hadir adalah sebagai wadah untuk melepaskan kepenatan dari bekerja. Sehingga, ia merasa perlu menyalurkan hobi untuk merefreshkan pikiran.

“Yah selalu aktif. Bunyu tidak jauh juga kan dari sini. Wajib karena kalau tidak main kesini untuk menghilangkan stress lah karena di sana tidak ada hiburan,” terangnya.

Rutinitasnya tersebut sekaligus meningkatkan kecepatan Tamiya andalannya mengingat akhir tahun ini Pulau Bunyu akan menjadi tuan rumah dala Race ke 4 kelas STB series sehingga sebagai tuan rumah ia harus meningkatkan perfoma Tamiyanya.

“Selain itu mendekati Race ke 4 di Bunyu 2021 mendatang, memang rutin mengetes tamiya untuk persiapan. Karena semakin sering kita mengetes dan membenahi kekurangannya itu bisa meningkatkan performanya di arena,” pungkasnya. (KT/RMA).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *