PHRI Kaltara Terbentuk, Seluruh Pengusaha Hotel dan Restaurant Diharapkan Bergabung

Tarakan, Kalpress – Sebagai provinsi termuda di Indonesia, Kalimantan Utara (Kaltara) tidak mau ketinggalan untuk memajukan sektor perekonomiannya melalui usaha pariwisata, khususnya di bidang hotel dan restoran. Untuk itu, para pelaku usaha hotel dan restoran di Kalimantan Utara memutuskan untuk bergabung dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan membentuk BPD (Badan Pengurus Daerah) PHRI Kalimantan Utara.

Pada 14 November 2020, musda (musyawarah daerah) BPD PHRI Kaltara pertama digelar untuk memilih ketua dana anggota BPD PHRI Kaltara. Dalam musda yang digelar secara hybrid tersebut, terpilihlah Kie Pie sebagai ketua BPD PHRI Kaltara.

Bacaan Lainnya

Dalam pembentukan tersebut, Ketua Umum PHRI Hariyadi B Sukamdani mengatakan, PHRI Kaltara pada hari ini telah menyelenggarakan musda pertama. Tentunya sebagai provinsi termuda yang dibentuk, memerlukan dukungan dari seluruh stakeholder, termasuk dari sektor hotel dan restoran.

“Dalam kaitan pengembangan pariwisata di Kaltara, tentunya diperlukan organisasi yang secara efektif dapat melakukan promosi Kaltara kepada daerah-daerah lain, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Karenanya, kehadiran PHRI Kaltara ini akan membantu sektor pariwisata di Kaltara, khususnya di Tarakan sebagai ibu kota provinsi,” ungkapnya, Selasa (17/11/2020).

Menurut Hariyadi, Tak bisa dipungkiri, selama masa pandemi covid-19 ini, hotel dan restoran merupakan salah satu sektor yang terkena dampak paling besar. “Di bulan Mei tercatat lebih dari 2000 hotel dan 8000 restoran terpaksa tutup. Padahal, pajak sektor hotel dinilai cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Jadi, tidak hanya angka pariwisata yang meningkat, tetapi pendapatan daerah dan negara juga ada pemasukan,” katanya.

Sementara itu, dr. Khairul, M.Kes., Wali Kota Tarakan, menambahkan. Sebagian besar hotel di Kalimantan Utara berada di Tarakan, dengan jumlah sekitar 12 hotel. Tarakan sebagai kota jasa dan perdagangan selama ini hotel-hotelnya paling banyak digunakan untuk bisnis dan meeting. Bahkan, hotel-hotel di sini kadang disewa untuk kantor perusahaan tambang yang ada di sini.

“Dengan adanya musda ini kami berharap pengurus PHRI Kaltara dapat menyatukan seluruh hotel dan restoran di Kaltara untuk menjadi anggota PHRI. Kebijakan ini dilakukan sebagai upaya stimulus agar ekonomi perhotelan dan restoran tetap bertahan di tengah kondisi pandemi COVID-19,” terangnya.

Lebih lanjut, Khairul mengatakan berdasarkan hasil pertemuan dengan pelaku usaha perhotelan, saat ini sektor pariwisata khususnya hotel tingkat okupansi atau hunian sudah mulai membaik.

“Tingkat okupansi hotel di Tarakan saat ini sudah mulai normal diangka 60-70 persen mendekati angka normal sebelum pandemi COVID-19,” katanya. (KT/RMA).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *