Diskusi dan Bedah Buku, Sang Pangeran dan Janissary Terakhir
Tarakan, Kalpress — Tidak sedikit fakta sejarah dijadikan inspirasi oleh penulis untuk dijadikan subuah karya. Meskipun di dalam cerita tersebut fiksi, akan tetapi ditambahkan atau dikembangkan oleh penulis baik dari segi cerita atau tokoh-tokohnya yang masih didasarkan pada kebenaran sejarah.
Salah satu buku bergenre tersebut, yakni buku berjudul ‘Sang Pangeran dan Janissary Terakhir’ buah karya Salim A Fillah. Buku tersebut bercerita tentang sejarah Diponegoro ditahun 1825 sampai dengan 1830 ketika perang Diponegoro dengan kompleksitas dengan hubungan sosial, keraton, VOC, termasuk juga pandangan tentang Islam.
Pada seminar bedah buku itu turut menghadirkan penulis melalui virtual, Ialah Ustad Salim A Fillah. Selain itu dua pembedah buku diantaranya Dr. Witri Yuliawati, S.E.,M.Si serta Dr. Dwi Cahyono Aji,S.S.,M.A, yang hadir secara langsung di Gedung Fakultas Ekonomi, Universitas Borneo Tarakan.
“Hari ini kita bersama BI dan UBT dan terkait juga dengan mahasiswa Genbi, acara kegiatan hari ini ialah membedah buku Sang Pangeran dan Janissary Terakhir, buah karya ustad Salim A Fillah, buku ini sebenarnya sudah lama di tahun 2018,” terang Witri, Selasa (30/11/2021).
Lanjutnya”Genre buku ini sebetulnya sejarah karena latarbelakangnya adalah berdasarkan sejarah peperangan Diponegoro tetapi kemasannya dibuat fiksi jadi ada tokoh dan float ceritanya itu fiksi tentunya buku ini suatu hal yang menarik,” tambah dia
Saat ditanya mengenai suatu hal yang ingin disampikan penulis dalam buku tersebut, Witri mengatakan dari segi pembaca menilai buku tersebut ingin menyampaikan nilai-nilai keislaman serta perjuangan sesorang yang ingin mencapai suatu tujuan.
“Saya melihatnya dari segi pembaca, buku ini sangat bagus karena dalam buku ini menitipkan nilai-nilai atau hikmah keislaman bagaimana semangat dari perjuangan pangeran Diponegoro memperjuangkan bangsa dan negara kita, secara umum buku ini sangat bagus,” jelasnya.
Kendati begitu, menurutnya, usai pemaparan dari para pembedah, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Pada sesi itu, antusias peserta seminar sangat tinggi. Hal itu terlihat dari banyak pertanyaan yang muncul mengenai berbagai hal.
“Sangat antusias karena memang bukunya menarik, selain itu ada juga ada hadiah yang disediakan sebagai bentuk inovasi, tetapi harapannya adalah memperkenalkan penulis dan harus belajar banyak untuk membuka pikiran kita yang sangat luas,” tuturnya
Sementara itu, dalam waktu yang sama, Dr. Dwi Cahyono Aji,S.S.,M.A, selaku pembedah menyapaikan kegiatan-kegiatan bedah buku tersebut baik untuk dilaksanakan untuk meningkatkan minat literasi dimasyarakat.
“Kegiatan bedah buku ini bagus dilaksanakan, karena kita harus membudayakan literasi bagaimana kita ingin tahu isi buku tanpa ada kegiatan yang support dari literasi itu sendiri, Sehingga bagi generasi muda ini menjadi salah satu hal yang produktif untuk menghasilkan karya-karya,” pungkasnya. (*)
Editor: Redaksi Kalpress.id