Kendalikan Laju Pertumbuhan Penduduk Melalui Program Bangga Kencana

Pasca Pelaksanaan Sosialisasi

Kendalikan Laju Pertumbuhan Penduduk Melalui Program Bangga Kencana

Bacaan Lainnya

Tarakan, Kalpress — Pemerintah terus mengupayakan dan mendukung penuh Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) yang dicanangkan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Salah satu program yang diamanatkan BKKBN yakni menekan laju pertumbuhan penduduk yang dikendalikan dengan melaksanakan program Bangga Kencana yang terus dilakukan.

Hal tersebut disampaikan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Timur, Drs. Muhammad Edi Muin, M.Si, Kamis (04/11/2021).

“Kita berharap begitu karena BkkbN diamanatkan untuk mengendalikan angka kelahiran, kita di urutan ke 4 dunia dengan jumlah penduduk terbanyak. Ironisnya kita jumlahnya banyak, tetapi tingkat kualitasnya rendah, sebenarnya yang kita mahu jumlah yang banyak tetapi berkuliatas,” terangnya

Menurutnya, mencapai generasi ataupun masyarakat yang berkualitas itu sulit. Oleh karena itu dikatakannya melalau program tersebut peran pemerintah harus mampu mencukupkan segala akses yakni diantaranya kesehatan, pendidikan, pendatapan keluarga dan sebagainya.

“Tapi secara beriring ini banyak dan berkualitas itu berat, karena harus kemampuan pemerintah untuk mencukupkan akses penduduk kan nya, kesehatannya, pendapatan keluarganya, sehingga kita perlukan sumber daya alamnya yanh memadai namun juga sumber daya manusianya juga hebat,” tuturnya

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Timur, Drs. Muhammad Edi Muin, M.Si. (Foto: Kalpress.id)

Sementara itu, melalui program tersebut adanya edukasi yang diberikan ke masyarakat tentang faktor resiko stuting. Dalam hal ini mengenal bagaimana terjadinya faktor stunting pada anak di negara berkembang yakni diantaranya tidak diberikan ASI eksklusif, sosial ekonomi, berat bayi lahir rendah, panjang lahir, pendidikan ibu rendah, serta penyakit infeksi.

“Oleh karena itu perlu edukasi ke masyarakat, bahwa resiko stunting itu bisa disebabkan karena kemiskinan, atau pola pengasuhan, atau karena pengetahuan dan sumber makanan yang bergizi,” tandasnya. (*)

 

Editor: Redaksi Kalpress.id

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *