Simak! Kasus Covid-19 di Indonesia Menurun, Bisa Jadi Sinyal Bahaya
Tarakan, Kalpress — Mengingat baru sebagian kecil masyarakat yang divaksinasi, ahli epidemiologi mengatakan pandemi tidak akan segera berakhir. Pasalnya percepatan vaksinasi belum mencapai target minimal untuk menuju herd immunity.
Menanggapi hal tersebut, Sulidah S.Kep NS M.Kep Akademisi Kesehetan sekaligus Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan (UBT) menuturkan dalam pandangannya ada dua hal yang menjadi faktor penentu terkait akan berakhirnya pandemi, diantaranya ialah percepatan vaksinasi.
“Pertama tentu saja percepatan vaksinasi Covid-19 itu sendiri, yang sampai saat ini setahu saya masih diangka kisaran 30 menuju 40 persen, dan itu saya kira cukup jauh dari target minimum mencapai herd imunity, karena untuk mencapai herd immunity itu minimal 70 persen warga sudah melaksanakan vaksinasi,” terangnya saat dikonfirmasi Kalpress.id (06/10/2021).
Lanjut Sulidah, selain vaksinasi bahwa penerapan protokol kesehatan juga sesuatu hal yang begitu penting dalam proses bantuan, menurun nya kasus Covid-19.
“Selain vaksinasi tentu saja berkaitan dengan protokol kesehatan (Prokes) apalagi dimasa-masa sekarang ini yang vaksinasi belum tuntas, masih dalam perjalanan menuju setengah dari target yang diharapkan secara minimalnya,”
“Maka tentu saja pelaksanaan kepatuhan terhadap prokes itu suatu yang penting, meskipun kita tahu, sekarang berada dalam masa penurunan jumlah kuantitas maupun kualitas kasusnya menurun dan cenderung melandai,” tutur dia.
Menurutnya, beberapa prediksi epidimiologi mengatakan dengan menurun nya kasus Covid-19 ini bisa merupakan sinyal bahaya ataupun kenaikan atas peledakan kasus ketiga yang terjadi di Indonesia.
“Tetapi kita juga perlu memperhatikan beberapa prediksi yang disampaikan epidemiologi yang mengatakan bahwa pandemi menurun, namun menurun nya kasus ini menjadi sinyal bahaya kalau masyarakat kembali mengabaikan prokes,”
“Prediksinya bahwa kumungkinan di November dan Desember akan bisa kembali terjadi peledakan kasus baru lagi, jadi gelombang ketiga kasus Covid-19 di Indonesia dan itu patut sekali kita waspadai. Jika kita mengabaikan protokol kesehatan tersebut,” tutur dia.
Kendati begitu, pemerintah juga tidak begitu cepat mengendorkan pengawasan terhadap protokol kesehatan, serta diperlukan juga kerja sama masyarakat untuk memanfaatkan peluang vaksinasi.
“Saya berharap pemerintah juga tidak mengendorkan pengawasan terhadap protokol kesehatan itu sendiri yang sampai saat ini saya rasa cukup bagus, kalau dua hal ini bisa dilakukan dengan baik dan benar saya percaya bahwa ini menjadi akhir dari pandemi, tetapi perlu dibutuhkan partisipasi seluruh masyarakat untuk bersama-sama patuh terhadap protokol kesehatan dan manfaatkan peluang vaksinasi,” tutupnya. (*)
Penulis: Ahmadnrmansyah
Editor: Redaksi Kalpress.id