Walikota Tak Gentar, Tembok Wisata Pantai Amal Tetap Berlanjut

Walikota Tak Gentar, Tembok Wisata Pantai Amal Tetap Berlanjut

(Foto: Kalpress.id)

Tarakan, Kalpress – Menanggapi aksi demo yang dilakukan massa di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tarakan, Senin (20/09/2021), menolak dibangunnya pagar pembatas area wisata dan lingkungan masyarakat sekitar menjadi perhatian Pemkot Tarakan.

Bacaan Lainnya

Wali Kota Tarakan dr. H. Khairul M.Kes menjelaskan, pemerintah tetap akan melanjutkan pembangunan pagar pembatas sesuai rencana proyek penataan kawasan wisata Pantai Amal sepanjang 2,2 kilometer dan lebar 40 meter tersebut.

“Saya kira kemarin ini sudah selesai semua, karena sosialisasi massif sudah dilakukan jauh hari sejak 2019 lalu. Namun, kenapa baru sekarang mencuat adanya gerakan menolak ini dan kalau memang ada yang baru keberatan, wajar saja karena ini hal baru atau perubahan dan kebaikan untuk kemajuan kota, icon kota kita” Jelasnya Sabtu, (25/09/2021)

Mantan Kepala Dinas Kesehatan Kota Tarakan ini menambahkan, dengan adanya tembok tersebut pemerintah sudah mengkaji jauh dampak dan manfaatnya, serta dipastikan tidak akan membunuh mata pencaharian masyarakat sekitar, justru menurutnya akan memberikan opsi lebih banyak kepada masyarakat untuk melihat peluang usaha ekonomi dalam mengelola wisata Pantai Amal lebih baik ke depan.

“tujuan kita kan untuk mensejahterakan masyarakat disana (Pantai Amal) dan masyarakat Tarakan umumnya bisa punya tempat wisata andalan, jadi rasanya kok sudah kita jelaskan ya, kecuali kami tutup semua kemudian tidak memberikan alternatif itu baru zalim”.

Lebih jauh ditambahkan “sangat memungkinkan masyarakat setempat bisa mengelola permainan air seperti Banana Boat dan lain sebagainya, kemudian pemerintah juga akan mempekerjakan semaksimal mungkin masyarakat disana untuk mengisi petugas keamanan (security), Cleaning Service, parkir dan petugas lainnya.

(Foto: Humas Walikota)

Tidak hanya itu, pemerintah juga telah mengantisipasi kebutuhan masyarakat setempat akan akses jalan, dengan membuat jalan lingkungan dan jembatan di luar kawasan Pantai Amal yang tembus ke jalan besar, sehingga masyarakat masih bisa beraktivitas.

“Kalau ada yang keberatan karena perahu diparkir di pinggir pantai menyulitkan nelayan, itu kita sudah siapkan sungai untuk jalur keluar masuk perahu, kemudian kalau lagi surut kita juga akan siapkan Marina tempat parkir perahu agar lebih rapi dan tertata”.

Bagi pedagang sekitar, Pemkot Tarakan juga masih memperbolehkan berjualan di luar kawasan wisata Pantai Amal. Bahkan, pihaknya menyiapkan tempat berjualan di dalam kawasan. Karena itu, Wali Kota Khairul menilai tidak ada alasan yang logis untuk menolak pembangunan pagar pembatas yang tingginya 3,5 meter tersebut.

“Jadi apa yang layak dipersoalkan. Bahkan kita menata kawasan ini menjadi lebih baik, tembok dibangun untuk menjaga aset negara, fasilitas yang sudah dihadirkan disana aman terkontrol dari kebersihannya sampai penataannya, kemudian fungsi tembok ini juga menghasilkan pundi-pundi rupiah untuk daerah kita, bukan untuk Walikota tapi untuk masyarakat”, tegas Khairul.

Tak lupa, orang nomor satu Tarakan ini berpesan kepada masyarakat Smart City, bahwa hal baru seperti pembangunan dan kemajuan akan selalu mendapat penentangan di awal, dan akan dinikmati bersama dampaknya sejalan dengan waktu berjalan, NEVER GIVE UP. (*)

Penulis : Ahmadnurmansyah
Editor : Redaksi Kalpress.id

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *