Akibat Corona Permintaan Turun, Harga Udang di Tarakan Merosot
Tarakan, Kalpress — Hasil perikanan dan kelautan di kota Tarakan memang menjadi penopang perekonomian masyarakat setempat, bahkan pemerintah kota Tarakan sangat mendukung dalam hal ini.
Salah satu daya dukung pemerintah ialah bukti adanya tugu Monumen Minapolitan yang didirikan, di jalan sungai kapuas, yang bisa diartikan bahwa melimpahnya hasil perikanan di Bumi Pagun Taka ini.
Namun demikian, dalam masa pandemi banyaknya perubahan disegala sektor usaha, termasuk sektor perikanan. Banyaknya pengusaha perikanan menyayangkan naik nya harga dan langka nya indukan udang dalam masa pandemi seperti ini.
Seperti yang dirasakan Maulana Ainul Yakin pekerja Borneo Monodon RT 1 Pantai Amal, ia menjelaskan selama masa pandemi indukan udang mengalami kenaikan harga, sedangkan penjualan merosot turun.
“Kalau induk udang harganya dulu sebelum pandemi Rp 150 ribu per ekor tapi sekarang sampai Rp 250 ribu per ekor, biasanya kalau di jual lokal di sini harganya 1 ekor Rp 25 rupiah sampai Rp 26 rupiah tapi kalau surabaya Rp 40 rupiah,” tuturnya saat ditemui Kalpress.id (01/09/2021).
Sementara itu, Juned pekerja penampungan benur UD Perawati mengatakan, ada nya perbedaan harga setelah pandemi, yaitu harga pasaran turun sampai 50 persen saat masa pandemi.
“Kalau masalah pasaran itu turun nya 50 persen setelah pandemi, nah kalau harga bibit itu naik selama pandemi dan permintaan dari petambak kurang, biasanya ngambil sampai 100 ekor sekarang sudah 50 ekor,” imbuhnya.
Terakhir, ia berharap dalam masa pandemi ini pendapatan menaik disertai dengan harga udang yang melambung tinggi, sehingga pengusaha dalam sektor perikanan dalam hal ini saling menguntungkan.
“Harapanya semoga penjualan udang naik agar petambak juga semangat kalau harga udang turun kan kita juga kena imbasnya” harapnya (*)
Penulis : Risal
Editor : Ahmadnurmansyah