Tanah longsor Akibatkan 30 Orang Meninggal Dunia, BPBD Tarakan: Sejak 2013

Tanah longsor Akibatkan 30 Orang Meninggal Dunia, BPBD Tarakan: Sejak 2013

Bacaan Lainnya

Tarakan, Kalpress — Tanah longsor yang terjadi dikota Tarakan sudah cukup banyak memakan korban jiwa. Agar dapat lebih waspada terhadap jatuhnya korban jiwa, maka pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kota Tarakan telah menentukan daerah yang rawan terkena bencana tanah longsor.

Saat ditemui Kalpress.id di BPBD kota Tarakan, Kepala Bidang Kedaruratan logistik Rehabilitas dan Rekomendasi Ir. Kajat Prasetyo menerangkan, Penentuan titik rawan bencana tanah longsor yang ada di kota Tarakan sudah berlangsung cukup lama, penentuan lokasi tersebut telah melibatkan Kelurahan yang ada di kota Tarakan.

“Untuk penentuan titik-titik rawan longsor kita sudah mulai sejak tahun 2016-2017 kita sudah memanggil pihak Kelurahan yang ada di kota Tarakan dan kita sudah mendata titik longsor di kota Tarakan” Terangnya, Sabtu (14/08/2021).

Ia menuturkan, di Tarakan terdapat titik-titik rawan longsor yang berada di daerah perbukitan, yang dimana sudah diubah menjadi suatu permukiman. Tetapi demikian pembukaan lahan permukiman itu tidak ada kajian teknisnya maupun dengan teknik-teknik sipil untuk dalam penempatan tata letak permukiman yang strategis.

“Pada umumnya tanah di kota Tarakan yang ada di daerah perbukitan adalah tipe tanah liat berpasir, begitu lahan itu di buka kemudian terkena hujan yang cukup deras tanah itu gampang menjadi longsor contohnya ada beberapa titik di kota Tarakan yang rawan longsor seperti di Karang Anyar, Kampung Bugis, Karang Balik, Sebengkok, Mamburungan dan Juata,” Tambahnya.

Ir. Kajat Prasetyo Kabid Kedaruratan logistik Rehabilitas dan Rekomendasi BPBD kota Tarakan

Menurut Kajat, pihaknya sudah menangani titik rawan longsor agar tidak ada pembukaan lahan permukiman. Namun baginya masih banyak masyarakat yang acuh dalam hal ini dan tetap bermukim di titik rawan longsor tersebut.

“Jadi titik longsor itu sudah kita tangani, tetapi masyarakat tetap membuka lahan tanpa adanya suatu cara teknik sipil yang memadai sehingga mengakibatkan tanah itu longsor.” Tegasnya

Selain itu, Sejak tahun 2013 diperkirakan sudah terdapat 30 orang meninggal dunia akibat tanah longsor yang terjadi di kota Tarakan.

“Sejak tahun 2013 di perkirakan sedikitnya 30 orang meninggal dunia. Untuk data pastinya yang paling besar itu di tahun 2018 sekitar 14 orang pada saat yang bersamaan, untuk di tahun 2021 sudah tercatat satu orang yang meninggal akibat tanah longsor yang bertempat di RT 20 Kelurahan Sebengkok,”

“Pembukaan lahan itu diakibatkan tidak adanya teknik sipil yang memadai dan perlu ada perizinan dari dinas yang terkait seperti pihak Kelurahan dan RT setempat” tuntasnya.

Penulis : Herliansyah

Editor : Redaksi Kalpress.id

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *