Kopi Lestari di Tarakan: UMKM dan Konsumen Bersinergi Kurangi Limbah Plastik

Tarakan, Kalpress.ID – Upaya mendorong bisnis kopi yang ramah lingkungan di Kota Tarakan semakin nyata melalui program Kopi Lestari: Literasi Konsumen tentang kopi ramah lingkungan. Kegiatan ini diprakarsai oleh Universitas Borneo Tarakan melalui tim pengabdian kepada masyarakat yang diketuai oleh Sulistya Rini Pratiwi, SE., M.Sc., bekerja sama dengan mitra UMKM Hatory, sebuah coffee shop lokal ternama di Tarakan, 21 Juni 2025.

Program yang berlangsung dengan pendekatan edukatif dan partisipatif ini meliputi pelatihan green business, pemasangan media visual edukatif, serta keterlibatan langsung mahasiswa dalam perancangan dan evaluasi program. Hasilnya, 83% konsumen menyatakan media visual yang dipasang efektif mendorong perubahan perilaku konsumsi menuju lebih ramah lingkungan.

Pelatihan kepada tim UMKM Hatory berlangsung selama dua hari dengan 10 peserta yang terdiri dari pemilik usaha, karyawan, dan mahasiswa. Materi yang diberikan mencakup prinsip ekonomi sirkular, pengelolaan limbah kopi berbasis zero waste, serta penyusunan Green Business Model Canvas (GBMC). Evaluasi menunjukkan lonjakan pemahaman peserta sebesar 41%, dari skor rata-rata pre-test 48,7 menjadi 89,4 pada post-test.

Tidak hanya berhenti pada peningkatan pengetahuan, pelatihan ini memicu aksi nyata Hatory berkomitmen mengganti 70% kemasan plastik sekali pakai dengan bahan ramah lingkungan dalam 6–12 bulan ke depan. Program ini juga berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDG) 12 tentang konsumsi dan produksi berkelanjutan, serta SDG 14 terkait perlindungan ekosistem laut melalui pengurangan limbah plastik.

Dengan model yang terbukti efektif dan berpotensi tinggi untuk direplikasi di warung kopi lainnya, Kopi Lestari menjadi contoh sinergi antara literasi lingkungan, pemberdayaan UMKM, dan kontribusi nyata perguruan tinggi. “Kegiatan ini membuktikan bahwa edukasi, aksi konkret, dan kemitraan dapat berjalan beriringan untuk mewujudkan bisnis lokal yang lebih lestari dan regeneratif,” ujar Sulistya Rini Pratiwi, ketua kegiatan dari Universitas Borneo Tarakan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *